Kecelakaan Alam yang Mengguncang Sumatera Utara Kota Medan dan sekitarnya masih terasa guncang akibat bencana banjir dan longsor yang melanda beberapa wilayah Sumatera Utara pada Senin (24/11/2025). Mereka yang terdampak tak hanya kehilangan rumah dan barang bawaan, tetapi juga menghadapi tantangan baru: akses ke layanan kesehatan yang terganggu. Bagaimana mereka mampu menghadapi tantangan ini? Jawabannya ada di tindakan cepat yang diambil oleh Dinas Kesehatan Sumut. 18 Rumah Sakit dan 19 Puskesmas Terendam Banjir Dinas Kesehatan Sumut mengungkapkan bahwa sekitar 18 rumah sakit, 19 puskesmas pembantu, 25 puskesmas, serta sejumlah Poskesdes (pos kecamatan pembangunan desa) menjadi korban bencana alam. Angka ini menggambarkan besarnya dampak yang dirasakan masyarakat. Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan, Hamid Rizal Lubis, beberapa fasilitas kesehatan sempat tak beroperasi karena genangan air yang menggenang hingga setinggi pinggang orang dewasa. “Dinkes Sumut mencatat terdapat 18 rumah sakit, 19 puskesmas pembantu, 25 puskesmas, dan sejumlah Poskesdes yang terdampak banjir dan longsor,” ujar Hamid Rizal Lubis dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/12/2025). Setelah melihat data tersebut, terasa bagaimana kondisi medis masyarakat menjadi lebih sulit. Bukan hanya karena fasilitas kesehatan rusak, tetapi juga karena banyak warga yang terpaksa mengungsi, sehingga memerlukan layanan kesehatan darurat. Tantangan ini membuat tim kesehatan harus lebih waspada dan cepat tanggap. Pasukan Medis Bersihkan Limbah dan Tangani Luka Dalam upaya pemulihan, tim medis Dinkes Sumut langsung bergerak ke lokasi pengungsian untuk memberikan perawatan. Namun, akses jalan yang terputus di Tapanuli Selatan membuat mereka sempat tertahan. Meski demikian, para tenaga medis tetap berusaha dengan sumber daya terbatas, menangani korban luka ringan dan berat secara maksimal. “Hingga kini Dinkes Sumut telah menangani 1.890 korban luka ringan dan 94 korban luka berat di daerah terdampak seperti Tapanuli Tengah (Tapteng), Sibolga, Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Langkat,” ujar Hamid Rizal Lubis. Kebutuhan darurat ini memaksa tim medis bekerja ekstra, terkadang dengan jadwal yang terus-menerus berubah. Dari Tapsel, mereka bahkan harus menurunkan dokter, perawat, dan petugas surveilans untuk mengatasi kondisi terburuk. Ini menunjukkan betapa tangguhnya para pekerja kesehatan dalam menghadapi krisis. Langkat: Rotasi Petugas untuk Jaga Konsistensi Layanan Di Kabupaten Langkat, situasi berbeda. Dinkes Sumut menurunkan tim medis lengkap dan melakukan rotasi petugas antar kecamatan agar pelayanan tetap optimal. Tindakan ini dilakukan secara bersamaan dengan kerja sama pemerintah kabupaten, pusat, serta organisasi lain dalam menangani bencana. “Pada fase pasca bencana akan muncul berbagai permasalahan kesehatan. Karena itu, upaya pencegahan sangat penting agar penyakit dapat kita tangani sedini mungkin,” jelas Hamid. “Kita turunkan dokter, perawat, tenaga farmasi, kesehatan lingkungan, dan surveilans. Besoknya (27/11/2025), kita tempatkan 3 dokter, 3 perawat, dan 2 petugas surveilans untuk membantu pelayanan kesehatan di sana,” ujarnya. Dengan langkah seperti ini, Dinkes Sumut menunjukkan bahwa persiapan jauh sebelum bencana adalah kunci untuk mengurangi dampaknya. Kondisi yang rawan seperti ini juga memicu munculnya penyakit seperti gangguan kulit, diare, ISPA, dan demam, yang perlu diantisipasi sejak awal. Kekuatan Kolaborasi dalam Mengatasi Kebutuhan Darurat Menurut Hamid, tindakan Darurat Kesehatan tidak bisa dilakukan secara individual. Kolaborasi antar pihak seperti pemerintah kabupaten, pusat, dan masyarakat menjadi pilar utama keberhasilan. “Pemulihan membutuhkan kesatuan tujuan, karena selain menyelamatkan nyawa, kita juga harus mencegah klaster penyakit baru,” lanjutnya. Ini membuka wawasan bahwa bencana alam bukan hanya peristiwa jangka pendek, tetapi juga menguji kemampuan sistem kesehatan dalam jangka panjang. Sebagai kesimpulan, bencana di Sumut menjadi cerminan betapa pentingnya layanan kesehatan sebagai elemen kekuatan masyarakat. Dengan cepat tanggap dan kolaborasi, Dinkes Sumut menunjukkan bahwa krisis bisa diatasi, selama kita tidak menyerah.
Hasil Persib Vs Borneo FC 3-1 – Satu Hal Membuat Bojan Hodak Terkejut
Persib Bandung Tumbangkan Borneo FC Samarinda, Kemenangan yang Mengubah Segalanya Nah, siapa sangka? Pekan keempat Super League 2025-2026 yang sempat tertunda justru menjadi momen bersejarah bagi Persib Bandung. Dalam pertandingan Jumat (5/12/2025) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Maung Bandung menunjukkan permainan yang tak terduga—memecahkan dominasi Borneo FC Samarinda yang sebelumnya menguasai klasemen sementara. Kemenangan 3-1 ini bukan hanya sekadar poin, tapi juga pembuktian bahwa tim kuda hitam bisa menggeser papan atas dengan tajam. Gol Pembuka yang Mempermainkan Emosi Permainan awal memang terasa sengit. Borneo FC mengejutkan dengan gol yang tercipta lewat serangan balik mereka, dicetak Joel Vinicius di menit ke-18. Tapi, ini justru jadi pengingat bahwa Persib bukanlah lawan yang mudah. Tepat di menit ke-42, Ramon Tanque, pemain muda yang selama sembilan laga tak pernah mencetak gol, akhirnya pecah telur. Gol pertamanya bersama Persib memaksa skor menjadi 1-1, membangkitkan semangat para penggemar yang sebelumnya sedikit ragu. “Saya sudah katakan sebelumnya bahwa ini akan menjadi laga sulit. Saya perlu jujur, secara mengejutkan kami bermain dengan sangat bagus dan kami mendominasi sepanjang pertandingan,” Bojan Hodak, pelatih Persib, memang mengakui bahwa pertandingan ini berjalan lebih baik dari yang ia bayangkan. Kekacauan di kotak penalti Borneo FC di babak kedua menjadi titik balik. Federico Barba, dengan tembakan voli kaki kiri yang mengenai gawang, membuat seisi stadion bergemuruh. Tapi kejutan terbesar datang di masa tambahan waktu, saat Saddil Ramdani memastikan kemenangan dengan golnya. Pemain yang dikenal andal di posisi sayap ini akhirnya membawa Maung Bandung ke puncak. Debut Pemuda yang Membawa Harapan Baru Yang menarik, kemenangan ini juga menjadi panggung bagi dua pemain muda yang baru saja mencuri perhatian. Fitrah Maulana, penjaga gawang berusia 19 tahun, tampil gemilang sepanjang pertandingan. Dengan penyelamatan-penyelamatan penting dan klaim bola tinggi yang sempurna, ia menunjukkan potensi besar untuk menjadi pilar di masa depan. “Keseluruhan, semua pemain bermain dengan baik sejak awal, begitu juga pemain yang masuk dari bench,” tambah Hodak. “Para pemain muda seperti Fitrah dan Nazriel bermain luar biasa, jadi saya cukup merasa puas,” Penampilan Nazriel Alfaro, yang turun tanpa canggung, juga menjadi sorotan. Pemainan mereka bukan hanya sekadar tambahan poin, tapi juga sinyal kuat bahwa Persib sedang membangun tim yang lebih solid. Ini seperti bintang baru yang mulai menyala, mengubah atmosfer tim dari sekadar kompetitif menjadi menantikan. Kekuatan dari dalam, seperti yang mereka tunjukkan, justru menjadi aset terbaik. Persaingan Klasemen yang Semakin Sengit Dengan kemenangan ini, Persib mendongkrak posisi mereka di papan klasemen. Borneo FC yang sempat dihuni rasa percaya diri tinggi, kini terpangkas. Tapi, tumbuhnya Persib juga menghadirkan tantangan baru. “Dia bermain dengan sangat baik dalam empat-lima pertandingan, tapi dia hanya tidak bisa mencetak gol,” ujar Hodak tentang Ramon Tanque. “Ramon akhirnya bisa mencetak gol, ini gol pertamanya dan bisa dilihat tadi seisi stadion begitu menantikan gol tersebut,” Kemenangan melawan Borneo FC bukan hanya soal poin, tapi juga tentang perubahan mindset tim. Sejak awal musim, Persib dianggap sebagai pesaing tak terduga, tapi kini mereka justru menjadi ancaman serius. Keberanian pemain muda, keahlian pelatih, dan adaptasi dalam taktik—semuanya berpadu untuk membawa kisah ini ke level yang lebih tinggi. Semangat pertandingan pertama laga tunda, justru menjadi awal dari era baru yang tak terduga. Secara keseluruhan, kemenangan 3-1 ini seperti cermin dari perjalanan Persib yang semakin stabil. Mereka bukan hanya bertahan, tapi juga membangun. Untuk Borneo FC, ada kekecewaan, tapi juga pelajaran bahwa setiap laga bisa berubah drastis. Siapa tahu, kisah ini baru mulai, dan penasaran akan terus membara. Tapi satu hal jelas: Persib Bandung kini punya alasan untuk bangga.



