Operasi Tangkap Tangan KPK: Kehilangan Kepemimpinan Bupati Bekasi yang Paling Muda Nah, siapa sangka seorang bupati yang dikenal muda dan bersemangat bisa jadi tersangka suap dalam satu hari? Ade Kuswara Kunang, bupati Bekasi termuda sepanjang sejarah, kini tengah terjebak dalam OTT KPK. Tapi sebelum semua berubah, ia sempat jadi bintang di dunia politik dengan kekayaan yang terdengar mengesankan—sebanyak Rp 79,1 miliar. Apakah ini kekayaan yang jujur, atau ada cerita di baliknya? Tersangka Suap Usai OTT KPK Dikutip dari situs resmi Pemkab Bekasi, Ade Kuswara dilantik sebagai bupati pada Februari 2025 dengan usia 31 tahun 6 bulan. Kepemimpinan yang begitu muda justru memicu perhatian publik. Namun, di tengah antusiasme itu, KPK menangkapnya pada Kamis (18/12) dalam operasi OTT yang menggegerkan. Dia ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima uang ijon proyek senilai Rp 9,5 miliar. “Jadi setelah dilantik pada akhir tahun lalu, akhir tahun 2024 saudara ADK ini kemudian menjalin komunikasi dengan saudara SRJ karena SRJ kontraktor yang biasa melaksanakan proyek-proyek di Kabupaten Bekasi, setelah itu karena ini juga belum ada untuk uangnya, maka proyek-proyek nanti yang akan ada di 2026 dan seterusnya dan sudah dikomunikasikan dengan saudara SRJ dan sering meminta sejumlah uang padahal proyeknya sendiri belum ada,” ujar Asep Guntur Rahayu, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK dalam konferensi pers, Sabtu (20/12). Analisis dari Asep ini mengungkapkan bahwa uang Rp 9,5 miliar mungkin hanya awal dari cerita. Proyek yang direncanakan tahun depan justru menjadi alasan utama mengapa Ade dianggap terlibat suap. Bagaimana bisa ada uang muka untuk proyek yang belum ada? Mungkin ini yang membuat masyarakat mulai bertanya. Kekayaan yang Membuat Tercengang Ternyata, Ade bukan hanya seorang bupati muda, tapi juga sosok yang dianggap kaya raya. Dalam LHKPN yang dirilis KPK, ia tercatat memiliki 31 bidang tanah di Bekasi, Karawang, dan Cianjur, total mencapai Rp 76,5 miliar. Selain itu, mobil-mobil mewahnya pun menjadi perhatian, seperti Mitsubishi Pajero Sport Dakar (Rp 400 juta), Jeep Wrangler (Rp 650 juta), dan Ford Mustang (Rp 1,4 miliar). Jika dijumlahkan, kekayaannya bisa mencapai Rp 79.168.051.653. Tapi, kekayaan itu justru menjadi misteri ketika kini ia terlibat skandal suap. Apakah pengelolaan harta benda dikelola dengan transparan, atau ada yang tersembunyi? KPK menegaskan bahwa ia tidak punya utang, tapi harta yang tercatat begitu besar. Mungkin ini menjadi bukti yang membuat KPK memandangnya dengan curiga. Kasus yang Terus Berlanjut, Tapi Pemerintahan Tak Terhenti Sebagai bupati termuda, Ade mungkin dianggap memiliki semangat kepemimpinan yang tinggi. Tapi, nasibnya berubah drastis setelah OTT KPK. Sementara itu, pemerintahan Bekasi tetap berjalan dengan Wakil Bupati Asep Surya Atmaja yang ditunjuk sebagai Plt. Jadi, kehilangan bupati tidak membuat roda pemerintahan berhenti. Bagaimana dengan Neneng Hasanah Yasin, bupati sebelumnya? Ia juga pernah ditangkap KPK tahun 2018 dan dihukum 6 tahun penjara. Tapi, kini ia sudah bebas. Apakah Ade mengikuti jejak Neneng, atau ada hal lain yang membuat KPK menargetkannya? Yang jelas, kisah Ade Kuswara memberi pelajaran bahwa kekayaan besar tidak selalu berarti kejujuran. Pemerintahan yang cerah bisa jadi berubah hanya dalam hitungan hari.
Hasil Pertemuan: Harta Puluhan Miliar Bupati Termuda Bekasi yang Ki…
Operasi Tangkap Tangan KPK: Kehilangan Kepemimpinan Bupati Bekasi yang Paling Muda Nah, siapa sangka seorang bupati yang dikenal muda dan bersemangat bisa jadi tersangka suap dalam satu hari? Ade Kuswara Kunang, bupati Bekasi termuda sepanjang sejarah, kini tengah terjebak dalam OTT KPK. Tapi sebelum semua berubah, ia sempat jadi bintang di dunia politik dengan kekayaan yang terdengar mengesankan—sebanyak Rp 79,1 miliar. Apakah ini kekayaan yang jujur, atau ada cerita di baliknya? Tersangka Suap Usai OTT KPK Dikutip dari situs resmi Pemkab Bekasi, Ade Kuswara dilantik sebagai bupati pada Februari 2025 dengan usia 31 tahun 6 bulan. Kepemimpinan yang begitu muda justru memicu perhatian publik. Namun, di tengah antusiasme itu, KPK menangkapnya pada Kamis (18/12) dalam operasi OTT yang menggegerkan. Dia ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menerima uang ijon proyek senilai Rp 9,5 miliar. “Jadi setelah dilantik pada akhir tahun lalu, akhir tahun 2024 saudara ADK ini kemudian menjalin komunikasi dengan saudara SRJ karena SRJ kontraktor yang biasa melaksanakan proyek-proyek di Kabupaten Bekasi, setelah itu karena ini juga belum ada untuk uangnya, maka proyek-proyek nanti yang akan ada di 2026 dan seterusnya dan sudah dikomunikasikan dengan saudara SRJ dan sering meminta sejumlah uang padahal proyeknya sendiri belum ada,” ujar Asep Guntur Rahayu, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK dalam konferensi pers, Sabtu (20/12). Analisis dari Asep ini mengungkapkan bahwa uang Rp 9,5 miliar mungkin hanya awal dari cerita. Proyek yang direncanakan tahun depan justru menjadi alasan utama mengapa Ade dianggap terlibat suap. Bagaimana bisa ada uang muka untuk proyek yang belum ada? Mungkin ini yang membuat masyarakat mulai bertanya. Kekayaan yang Membuat Tercengang Ternyata, Ade bukan hanya seorang bupati muda, tapi juga sosok yang dianggap kaya raya. Dalam LHKPN yang dirilis KPK, ia tercatat memiliki 31 bidang tanah di Bekasi, Karawang, dan Cianjur, total mencapai Rp 76,5 miliar. Selain itu, mobil-mobil mewahnya pun menjadi perhatian, seperti Mitsubishi Pajero Sport Dakar (Rp 400 juta), Jeep Wrangler (Rp 650 juta), dan Ford Mustang (Rp 1,4 miliar). Jika dijumlahkan, kekayaannya bisa mencapai Rp 79.168.051.653. Tapi, kekayaan itu justru menjadi misteri ketika kini ia terlibat skandal suap. Apakah pengelolaan harta benda dikelola dengan transparan, atau ada yang tersembunyi? KPK menegaskan bahwa ia tidak punya utang, tapi harta yang tercatat begitu besar. Mungkin ini menjadi bukti yang membuat KPK memandangnya dengan curiga. Kasus yang Terus Berlanjut, Tapi Pemerintahan Tak Terhenti Sebagai bupati termuda, Ade mungkin dianggap memiliki semangat kepemimpinan yang tinggi. Tapi, nasibnya berubah drastis setelah OTT KPK. Sementara itu, pemerintahan Bekasi tetap berjalan dengan Wakil Bupati Asep Surya Atmaja yang ditunjuk sebagai Plt. Jadi, kehilangan bupati tidak membuat roda pemerintahan berhenti. Bagaimana dengan Neneng Hasanah Yasin, bupati sebelumnya? Ia juga pernah ditangkap KPK tahun 2018 dan dihukum 6 tahun penjara. Tapi, kini ia sudah bebas. Apakah Ade mengikuti jejak Neneng, atau ada hal lain yang membuat KPK menargetkannya? Yang jelas, kisah Ade Kuswara memberi pelajaran bahwa kekayaan besar tidak selalu berarti kejujuran. Pemerintahan yang cerah bisa jadi berubah hanya dalam hitungan hari.
Rencana Khusus: 4 Hal soal MBG Tetap Berjalan Meski Siswa Sekolah L…
Libur Semester Ganjil Desember 2025: MBG Tetap Berjalan, Tapi Seperti Apa? Nah, libur semester ganjil Desember 2025 mulai diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Tapi, ada yang menarik: program Makan Bergizi Gratis (MBG) justru *tidak pernah tidur*. Meski sekolah tutup, makanan bergizi ini tetap siap diantar ke anak-anak. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, justru mengungkapkan bahwa MBG jadi lebih “menggemaskan” seiring adaptasi di masa liburan. Bagaimana caranya? Mari kita pelajari lebih lanjut. Kelompok 3B: MBG Tak Terpengaruh Libur Dadan menjelaskan bahwa program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tetap berjalan seperti biasa. “Untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita seperti biasa,” ujarnya saat diwawancara, Minggu (21/12/2025). Meski libur, pihaknya memastikan pemberian makanan bergizi tetap dilakukan dengan tetap memprioritaskan kualitas dan kebutuhan nutrisi anak. Bagi kelompok ini, MBG jadi bagian penting dari upaya memperbaiki gizi, terutama saat keterbatasan akses ke makanan sehat jadi lebih terasa. “Untuk Anak sekolah, masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia ke sekolah,” ujar Dadan. Komentar ini menggambarkan respons BGN yang kreatif. Mereka tak hanya mempertahankan program MBG, tapi juga mengajak sekolah untuk “memetik” data langsung dari anak-anak. Dengan mengetahui kebiasaan siswa, SPPG bisa menyesuaikan pengambilan makanan agar lebih efisien. Ternyata, banyak orang tua yang banting tulang untuk membawa anak ke sekolah agar bisa mengambil MBG, meski hanya sejenak. MBG di Luar Sekolah: Menu Siap Santap untuk 4 Hari Sementara itu, di awal libur, BGN memberikan alternatif berupa menu siap santap seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng. Dadan mengatakan, menu ini hanya berlangsung selama 4 hari, dengan harapan anak-anak tetap mendapat asupan gizi. “Awal libur diberikan makanan siap santap untuk maksimal 4 hari dengan menu berkualitas seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng,” tambahnya. “Orang tuanya boleh yang ambil, kan sudah ditempatkan di tas. Prinsipnya kan kita memberi makan bergizi untuk perbaikan gizi, jadi meski libur kita usahakan anak-anak tetap dapat asupan gizi,” ujar Nanik Sudaryati Deyang, Wakil Kepala BGN. Yang menarik, Nanik menekankan bahwa MBG bisa diambil oleh orang tua. Ini menjadi solusi praktis untuk siswa yang mungkin sulit mengakses makanan bergizi selama libur. Tapi, ada kendala: di Bojonegoro, 14 SPPG gagal menyalurkan MBG sejak awal Desember karena dana belum cair. Pertanyaan retoris muncul: bagaimana anak-anak di sana bisa tetap terjamin gizinya? Jawabannya terletak pada kebijakan adaptasi yang cepat. Kontroversi dan Keberlanjutan: MBG di Bogor yang Viral Di Ciseeng, Bogor, MBG berbentuk kacang dan keripik tempe jadi sorotan. Menu ini justru viral di media sosial, sebab menawarkan variasi yang berbeda dari biasanya. Dadan mengatakan pihaknya akan melakukan inspeksi ke SPPG untuk memastikan distribusi tetap memenuhi standar. “Kita perlu memastikan setiap anak tetap mendapat manfaat dari program ini,” katanya. Bagi BGN, MBG bukan hanya tentang mengisi perut, tapi juga tentang membentuk kebiasaan sehat yang berkelanjutan. Kontekstualisasi dari program ini jelas: libur semester bisa jadi jembatan untuk memperkuat dampak nutrisi anak-anak. Dengan fleksibilitas distribusi, BGN membuktikan bahwa program kebijakan bisa “beradaptasi” tanpa kehilangan tujuannya. Bagi siswa, ini artinya tetap bisa menikmati makanan bergizi, sekalipun tidak sekolah. Bagi masyarakat, MBG jadi kenangan berkesan—program yang tidak hanya menyambungkan makanan, tapi juga menyambungkan harapan untuk masa depan yang sehat.
Rencana Khusus: 4 Hal soal MBG Tetap Berjalan Meski Siswa Sekolah L…
Libur Semester Ganjil Desember 2025: MBG Tetap Berjalan, Tapi Seperti Apa? Nah, libur semester ganjil Desember 2025 mulai diterapkan di beberapa sekolah di Indonesia. Tapi, ada yang menarik: program Makan Bergizi Gratis (MBG) justru *tidak pernah tidur*. Meski sekolah tutup, makanan bergizi ini tetap siap diantar ke anak-anak. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, justru mengungkapkan bahwa MBG jadi lebih “menggemaskan” seiring adaptasi di masa liburan. Bagaimana caranya? Mari kita pelajari lebih lanjut. Kelompok 3B: MBG Tak Terpengaruh Libur Dadan menjelaskan bahwa program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tetap berjalan seperti biasa. “Untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita seperti biasa,” ujarnya saat diwawancara, Minggu (21/12/2025). Meski libur, pihaknya memastikan pemberian makanan bergizi tetap dilakukan dengan tetap memprioritaskan kualitas dan kebutuhan nutrisi anak. Bagi kelompok ini, MBG jadi bagian penting dari upaya memperbaiki gizi, terutama saat keterbatasan akses ke makanan sehat jadi lebih terasa. “Untuk Anak sekolah, masing-masing SPPG perlu melakukan inventarisasi berapa banyak dan berapa sering anak-anak bersedia ke sekolah,” ujar Dadan. Komentar ini menggambarkan respons BGN yang kreatif. Mereka tak hanya mempertahankan program MBG, tapi juga mengajak sekolah untuk “memetik” data langsung dari anak-anak. Dengan mengetahui kebiasaan siswa, SPPG bisa menyesuaikan pengambilan makanan agar lebih efisien. Ternyata, banyak orang tua yang banting tulang untuk membawa anak ke sekolah agar bisa mengambil MBG, meski hanya sejenak. MBG di Luar Sekolah: Menu Siap Santap untuk 4 Hari Sementara itu, di awal libur, BGN memberikan alternatif berupa menu siap santap seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng. Dadan mengatakan, menu ini hanya berlangsung selama 4 hari, dengan harapan anak-anak tetap mendapat asupan gizi. “Awal libur diberikan makanan siap santap untuk maksimal 4 hari dengan menu berkualitas seperti telur, buah, susu, abon, atau dendeng,” tambahnya. “Orang tuanya boleh yang ambil, kan sudah ditempatkan di tas. Prinsipnya kan kita memberi makan bergizi untuk perbaikan gizi, jadi meski libur kita usahakan anak-anak tetap dapat asupan gizi,” ujar Nanik Sudaryati Deyang, Wakil Kepala BGN. Yang menarik, Nanik menekankan bahwa MBG bisa diambil oleh orang tua. Ini menjadi solusi praktis untuk siswa yang mungkin sulit mengakses makanan bergizi selama libur. Tapi, ada kendala: di Bojonegoro, 14 SPPG gagal menyalurkan MBG sejak awal Desember karena dana belum cair. Pertanyaan retoris muncul: bagaimana anak-anak di sana bisa tetap terjamin gizinya? Jawabannya terletak pada kebijakan adaptasi yang cepat. Kontroversi dan Keberlanjutan: MBG di Bogor yang Viral Di Ciseeng, Bogor, MBG berbentuk kacang dan keripik tempe jadi sorotan. Menu ini justru viral di media sosial, sebab menawarkan variasi yang berbeda dari biasanya. Dadan mengatakan pihaknya akan melakukan inspeksi ke SPPG untuk memastikan distribusi tetap memenuhi standar. “Kita perlu memastikan setiap anak tetap mendapat manfaat dari program ini,” katanya. Bagi BGN, MBG bukan hanya tentang mengisi perut, tapi juga tentang membentuk kebiasaan sehat yang berkelanjutan. Kontekstualisasi dari program ini jelas: libur semester bisa jadi jembatan untuk memperkuat dampak nutrisi anak-anak. Dengan fleksibilitas distribusi, BGN membuktikan bahwa program kebijakan bisa “beradaptasi” tanpa kehilangan tujuannya. Bagi siswa, ini artinya tetap bisa menikmati makanan bergizi, sekalipun tidak sekolah. Bagi masyarakat, MBG jadi kenangan berkesan—program yang tidak hanya menyambungkan makanan, tapi juga menyambungkan harapan untuk masa depan yang sehat.



