• Trend
  • /
  • Menghadapi Tantangan: 50 Warga yang Sempat Terjebak di Hutan Saat B…

Menghadapi Tantangan: 50 Warga yang Sempat Terjebak di Hutan Saat B…

Banjir Tapanuli Tengah: Kisah Pahlawan Lautan dalam Hutan

Kamis lalu, langit Sumatera Utara ditaklukkan oleh derasnya hujan yang tak kunjung berhenti. Kabupaten Tapanuli Tengah, yang biasanya terlihat hijau dan tenang, tiba-tiba berubah menjadi wilayah terisolasi. Banjir yang melanda daerah itu menenggelamkan puluhan rumah dan mengubur harapan puluhan warga di dalam hutan. Namun, dalam kekacauan itu, ada kisah keberanian yang tak terlupakan—cerita tentang seorang adik perempuan yang rela menyelam ke dalam air deras demi menyelamatkan keluarganya.

Dari Terjebak hingga Berhasil Menyelamatkan Diri

Kelompok warga yang terjebak di tengah hutan ternyata tak menunggu bantuan dari luar. Rosmawati Zebuah, seorang perempuan berusia 30 tahun, ceritanya menggambarkan situasi yang memaksa mereka memutuskan langkah mandiri.

“Sudah (evakuasi), nggak ada (dibantu Basarnas atau BPBD),”

ujarnya. Ternyata, setelah dua hari mengasingkan diri di tengah hutan yang lembap dan gelap, mereka akhirnya bisa melangkah ke luar—tanpa adanya tim penyelamat yang menghampiri.

“Mereka keluarnya itu hari Kamis katanya adik saya, baru bisa komunikasi dengan saya hari Minggu, adik saya nyari jaringan ke Pandan,”

Kata-kata Rosmawati menggambarkan kerja keras dan ketekunan yang dilakukan oleh keluarganya. Saat banjir masih menghiasi pemandangan, adik laki-lakinya yang berusia 25 tahun memutuskan untuk memecah keadaan darurat dengan aksi nekat. Dia rela berenang menyeberangi sungai yang airnya masih tinggi, mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan saudara-saudaranya. Pertanyaannya, bagaimana bisa seorang pemuda muda melakukan hal semacam itu dalam kondisi kritis?

Kisah Berenang ke Huta Bolon: Tanggung Jawab yang Tak Terduga

Aksi adik Rosmawati bukanlah keputusan sembarangan. Setelah melihat kondisi warga yang telah kelaparan dan kelelahan, dia memilih untuk bergerak cepat. Tukka, Kecamatan di mana mereka terjebak, menjadi titik awal dari perjalanan panjang menuju Huta Bolon. Di sana, adiknya bertemu dengan beberapa keluarga lain yang juga terjebak, lalu membantu membangun jalan kembali ke dunia luar.

“Jika tidak ada yang membantu, kita bisa saja mati di sini,”

tambah Rosmawati, yang masih terdiam di balik layar.

Kisah ini menyoroti bagaimana banjir bukan hanya menghancurkan bangunan, tapi juga menguji kekuatan mental manusia. Dalam situasi darurat, komunitas lokal seringkali menjadi pahlawan pertama. Namun, apa yang membuat seorang pemuda rela menyusuri sungai deras tanpa alat bantu? Jawabannya terletak pada kepedulian, persatuan, dan semangat hidup yang tak pernah padam.

Konteks Luas: BNPB Catat 774 Korban Meninggal dan 551 Hilang

Bukan hanya kejadian kecil, banjir di Tapanuli Tengah menjadi bagian dari skala bencana besar yang mengguncang Sumatera Utara. Menurut data terbaru dari BNPB, total korban yang meninggal mencapai 774 orang, sementara 551 orang masih hilang. Angka-angka itu seperti kisah bermuara dari peristiwa-peristiwa kecil seperti yang dialami Rosmawati dan keluarganya. Dalam tengah chaos, kisah evakuasi mandiri mereka menjadi tanda harapan bahwa ada cahaya di ujung terowongan.

Yang menarik, Dubes Belanda pun turut menyampaikan belasungkawa untuk korban bencana alam di Sumatera. Hal ini menunjukkan bagaimana bencana alam bisa membangun kebersamaan lintas batas. Dalam dunia yang semakin sering dihantam oleh bencana, kisah-kisah seperti ini menjadi bukti bahwa manusia tak pernah menyerah—meski harus berjuang di tengah badai.

Albert Jordan

Writer & Blogger

Hello, fellow wanderers! I'm Albert Jordan, a passionate traveler, writer, and adventurer on a lifelong quest to explore the world's hidden treasures.

You May Also Like

Discover the world’s wonders with traveloasisspot.com – your passport to adventure, culture, and breathtaking destinations.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Contact Us

Stay in touch and let’s make it happen together.

© 2025 traveloasisspot.com. All rights reserved.